Google Translate

Otot Jantung (Miokardium)



     Otot ini mempunyai sebuah inti, bergaris melintang, dan tidak dapat dikendalikan oleh kemauan karena diinervasi oleh sistem saraf otonom. Dalam banyak hal, otot jantung sangat mirip dengan otot rangka. Serabut ototnya bergabung satu sama lainnya, dan struktur yang demikian ini disebut sinsitium. Oleh karenanya,  stimulasi yang diberikan pada  otot jantung menyebabkan seluruh serabut otot memberikan respons, yang berbeda halnya pada otot rangka yang hanya serabut otot yang dirangsang saja yang memberikan respons. Serabut otot jantung mempunyai garis-garis melintang seperti kharakteristik otot rangka. Sebenarnya otot jantung tidak merupakan sinsitium yang sejati.
     Otot jantung tidak berada di bawah perintah otak, dan meskipun otot jantung itu diinervasi oleh saraf maka otot itu tetap berkontraksi secara teratur bila mengalami denervasi. Kekuatan kontraksi otot jantung ditentukan oleh panjang awal dari sel otot jantung. Panjang awalnya itu dipengaruhi oleh volume darah dalam berbagai bagian jantung sebelum kontraksi mulai. Oleh karenanya, makin banyak darah yang masuk ke dalam jantung, makin besar panjang awalnya dan akan makin kuat kontraksi jantung dengan akibat makin banyak darah yang dipompakan ke luar. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Starling dari jantung.

Otot Polos (Otot Licin)



     Otot ini mempunyai sebuah inti pada setiap sel otot yang terletak di tengah serta tidak bergaris melintang, terdapat pada dinding organ berlumen, diinervasi oleh sistem saraf otonom, tak terkendali. Beberapa perbedaan pokok lainnya yang telah didapatkan adalah sebagai berikut.
1.     Otot polos berkontraksi dengan lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka dan kebanyakan otot polos bisa berkontraksi dengan spontan atau serentak.
2.     Otot polos tidak mempunyai panjang yang pasti pada waktu istirahat, panjangnya bisa berubah dengan tanpa adanya suatu perubahan tenaga yang diberikan pada otot itu tanpa diregangkan bisa berubah panjangnya.
Dilain pihak, otot polos memberikan respons terhadap peregangan dengan segera berkontraksi. Dalam tubuh otot polos mempertahankan sedikit gaya tegang yang disebut tonus yang menyebabkan keadaan kontraksi yang bertambah lama tanpa diikuti oleh fase relaksasi.

Pertanyaan : Kreteria apa yang Anda pakai untuk dapat membedakan otot rangka dan otot polos?

Otot Rangka (Seran Lintang)


Otot rangka adalah salah satu tipe/jenis dari 3 tipe otot penyusun tubuh dengan ciri sebagai berikut : banyak inti, terdapat pada hampir semua bagian tubuh melekat pada tulang, bergaris melintang (mikroskop elektron) diinervasi oleh saraf somatik.
     Tiap otot rangka strukturnya terdiri atas badan dan paling sedikit 2 tempat perlekatan/pertautan. Badan otot disusun oleh kumpulan serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas (fasciculi). Tiap berkas tersebut dipisahkan satu sama lain oleh lapisan jaringan ikat yang disebut perimisium dan kesemua fasikulus tersebut di luarnya dibungkus oleh lapisan jaringan ikat yang tebal disebut epimisium. Jaringan otot bisa ditutup oleh selapis selaput kolagen serta jaringan ikat dan bertautan dengan tulang melalui beberapa cara. Umumnya jaringan otot tersebut dilanjutkan oleh tendon yang selanjutnya bertautan dengan tulang. Namun, bisa juga jaringan otot langsung bertautan dengan tulang atau bergabung dahulu dengan jaringan ikat, akhirnya bertautan dengan tulang. Origo otot adalah tempat pertautan yang tetap/tidak dapat berpindah, sedang insersio adalah tempat pertautan pada atau dekat terjadinya gerakan tulang.

RESUME FISIOLOGI PENCERNAAN

RESUME FISIOLOGI PENCERNAAN
By : I Putu Cahyadi Putra
FKH UNUD
Pendahuluan
Pencernaan melalui pemecahan mekanis dan enzimatis secara extraseluler dalam lumen saluran pencernaan (tractus digestivus) dan dengan kelenjar pencernaan (glandula accessoria).
Domestikasi  dapat mengubah bahan pakan yang biasa dimakan.

Pencernaan
1.      Prehensi : aktivitas mengambil makanan ke dalam mulut contoh : dengan gigi / tangan.Bahan pakan yang masuk ke saluran cerna disebut ingesta
2.      Salivasi : bahan makanan yang masuk ke mulut dan dicampur dengan air ludah.
3.      Mastikasi : pemecahan makanan secara mekanis oleh gigi di dalam mulut. Pada herbivora sangat penting, pada karnivora kurang penting. Pada ruminansia pengunyahan pakan yang cermat dilakukan selama remastikasi.
4.      Diglutisi : lewatnya pakan dari mulut, melalui pharynx dan esofagus, ke lambung dan meliputi serangkaian peristiwa yang terkoordinasi dalam berbagai daerah itu. Permulaan dari mulut ke laring adalah sadar (volunter), dan selanjutnya tidak sadar (involunter).

Alat Pencernaan (Apparatus digestivus)
Struktur saluran pencernaan bervariasi pada berbagai spesies hewan karena adaptasi terhadap jenis pakannya. Berawal dari bibir, mulut,pharynx, esofagus, lambung, usus halus, usus kasar dan berakhir di anus. Pada karnivora dan herbivora non-ruminansia sistem pencernaan pendek dan sederhana. Pada ruminansia relatif panjang dan komplex.

MULUT
fungsinya untuk :
-  Mengunyah pakan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
-. Merasakan  dan  mengecap pakan, karena adanya "taste bud"  pada beberapa hewan.
-. Mencerna pakan dengan bantuan saliva.
- Sebagai alat prehensi.

PHARYNX
Merupakan persimpangan saluran nafas dengan saluran cerna. Jalannya makanan harus cepat dan bolus tidak berubah.

ESOFAGUS
Membentang  dari tekak (pharynx) ke lambung, melewati rongga dada (thorax) dan menembus diafragma. Kontraksi peristaltik primer  hanya dapat ditimbulkan oleh gerakan menelan. Kontraksi peristaltik sekunder, stimulasi esofagus lokal oleh masuknya bolus atau benda asing dalam lumen esofagus. Gerakan anti peristaltik terjadi saat eruktasi (bersendawa) dan regurgitasi. Selain tekanan peristaltik bekerja pula tekanan buccopharyngeal dan gravitasi. Terdapat kelenjar sekretoris. Makanan dalam esofagus tidak berubah karena sebagai penyalur ke lambung.

LAMBUNG (TUNGGAL)
Fungsinya :
Menyimpan sementara bahan makanan (chymus)
Mencampur bolus dengan getah lambung (HCL, renin, pepsin  lipase, mucin & elektrolit). Membrana mukosa lambung dapat dibagi atas beberapa daerah kardia, fundus, badan dan pilorus. Fundus mensekresi pepsin dan HCl. Daerah pilorus menghasilkan mukus.
Kelenjar fundus (kelenjar lambung sejati) terdiri atas 2 tipe utama sel, yaitu sel utama badan atau sel pepsin (penghasil enzim proteolitis) dan sel parietalis atau sel oxyntic (penghasil HCl). Kelenjar pilorus tidak mempunyai sel parietalis, sekresi kelenjar ini mengandung mukus dan sejumlah enzim proteolitis

Komposisi getah lambung.
Getah lambung merupakan hasil sekresi sel-sel epithelia permukaan dan kelenjar-kelenjar kardia, pepsin (badan dan fundus) dan pilorus. Getah lambung itu zalir tak berwarna, seringkali mengandung benang-benang mukus dan terutama terbentuk dari 2 komponen sekresi asam sel parietalis (HCl) dan sekresi basa non-parietalis yang mengandung pepsin, musin dan elektrolit.
Getah lambung terdiri atas air, bahan organis, inorganis dan asam HCl. Dalam bahan organis getah lambung itu termasuk 3 enzim : pepsin, rennin dan lipase lambung. Pepsin adalah enzim proteolitis yang dibentuk dalam sel-sel utama badan kelenjar fundus dan sebagai pelopornya adalah pepsinogen yang perlu diaktifkan dulu oleh HCl untuk dapat bekerja terhadap protein.
Fungsi HCl dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. mengaktifkan pepsinogen dan renninogen
2. bekerja sama dengan pepsin dalam pencernaan protein
3. sedikit menghidrolisis sakharosa
4. bertindak sebagai bahan antiseptik lambung
Kontrol sekresi lambung.
1.      Fase sefalik (Cephalic Fashe) : rangsangan oleh melihat, stimulasi ujung mulut dan pharynx terhadap makanan oleh nervus vagus.
2.      Fase gastrik
a.       Stimulasi mekanik : membrana mukosa tersentuh makanan, keluarlah getah lambung (pepsin) karena stimulasi n.vagus.
b.      Stimulasi humoral : sekresi gastrin oleh mukosa pilorus yang diserap ke dalam darah dan menstimulasi kelenjar fundus. (bekerja melalui peredaran darah)
3.      Fase intestinal : saat makanan masuk ke usus akan merangsang sekresi lambung.

Inhibisi Sekresi Lambung
1.      Sefalik : karena bau atau pandangan pada makanan, kesakitan dan gangguan emosi.
2.      Gastrik : penghambatan HCl oleh akumulasi asam lambung, enterogastron meningkat, adanya lemak dan gula yang banyak menyebabkan sekresi lambung menurun.

Gerak Lambung
            Otot polos untuk mempertahankan tekanan (tonus) yang tetap daripada memperbesar tekanan ketika panjangnya bertambah. Pusat excitasi dan tranmisi spontan ada dalam kelompok- kelompok sel khusus yang dikenal sebagai pengatur irama (pacemaker) yang terdapat dekat batas gastro-oesophagei (kardia) dan dalam duodenum dekat muara saluran empedu.  Selama pencernaan lambung, dinding lambung menjadi tempat gerakan-gerakan otot yang penting, yang aksinya menghancur- lumatkan makanan, mencampurnya dengan getah lambung dan sewaktu-waktu mendorongnya ke dalam duodenum. Gelombang peristalsis mulai di tengah lambung dan bergerak ke arah pylorus. Aktivitas otot lambung adalah otonom.

Pengosongan Lambung
lambung ini berlangsung terus selama pencernaan lambung, seringkali pada intervall yang tak teratur ingesta lambung didorong ke dalam usus. Sphincter pylori mencegah regurgitasi duodenum dan kurang berarti dalam pengaturan pengosongan lambung.
Yang mempengaruhi pengosongan lambung :
a.       Status fisik makanan, semakin kasar semakin lambat
b.      Tekanan osmose lambung, meningkat pengosongan cepat
c.       Viskousitas lambung, meningkat pengosongan lambat
d.      Volume, meningkat pengosongan lambat
e.       pH lambung, menurun pengosongan lambat
f.       Komposisi ingesta usus menyebabkan asam dan lemak dalam ingesta meningkat, pengosongan lambat .

Pengisian Lambung
            Dapat menyesuaikan dengan jumlah ingesta, jika kosong mengkerut, berbentuk tabung dan melengkung pada daerah pertemuan antara bagian fundus dan pilorus, yaitu incisura angularis.

Vomitus (Muntah)
Vomitus adalah pengeluaran isi lambung secara spasmodis melalui esofagus dan mulut. Vomitus merupakan cara untuk membantu hewan melawan racun yang masuk bersama makanan. Vomitus adalah suatu gerak reflex. Proses muntah adalah suatu gerak yang komplex. Pusat muntah terdapat di medulla oblongata dalam nucleus sensoris n.vagus. Sebelum muntah, biasanya timbul dulu rasa mual (nausea), sekresi saliva yang banyak, sekresi bronkial, batuk-batuk dan berkeringat.

Lapar dan Haus
            Kontraksi lapar adalah gelombang peristalsis yang berjalan dari kardia ke pilorus. Kontraksi lapar dapat terjadi sebelum lambung itu kosong, hal ini terutama berlaku pada herbivora. Rasa haus adalah suatu sensasi pada membrana mukosa mulut dan pharynx, terutama pada dasar lidah dan langit-langit. Rasa haus fisiologi dapat dihilangkan dengan minum air dan oleh segala sesuatu yang dapat menimbulkan sekresi saliva.

LAMBUNG KOMPLEK
            Dibagi menjadi retikulum, rumen, omasum dan ab-omasum. Lambung ruminansia tersifat karena besarnya dan terbaginya atas 4 ruangan, yang mengisi 3/4 bagian cavum abdominalis. Rumen terbagi atas kantong dorsal dan kantong ventral yang berhubungan satu sama lain melalui sebuah lubang besar yang dikelilingi oleh pilar-pilar otot daging. Rumen juga berhubungan dengan retikulum melalui plica rumino-retikularis. Membrana mukosa retikulum juga non-glanduler dan berlipat-lipat membentuk sarang tawon. Membrama mukosa omasum berlipat-lipat membentuk lembaran (laminae) seperti biku. Abomasum adalah bagian lambung ruminansia yang berkelenjar dan melalui pilorus berhubungan dengan duodenum.

Rumen
Bersifat elastis, ukurannya besar (4 x omasum dan abomasum) terbagi atas beberapa ruang yaitu ventral, dorsal, anterior dan posterior. Dibatasi  dengan pilar - pilar seperti rumah laba - laba, tidak berkelenjar. banyak mikroba (bakteri, jamur, protozoa, amoeba). Dan fungsinya sebagai  fermentator dan tempat terjadinya pencernaan mikrobia melalui proses fermentasi serta tempat terbentuk vit B12 dengan bantuan Co.

Pergerakan kompartmen lambung komplex
            Setiap baagian lambung berkontraksi akan mempengaruhi bagian yang lainnya. Pergerakan-pergerakan itu menghasilkan gerakan pencampuran dan gerakan ke atas dari bahan-bahan dalam rumen, kembalinya digesta ke mulut untuk ruminansi dan eruktasi gas. Reticulum dan rumen di-innervasi oleh nervus vagus dan kontraksi ke-2 bagian itu biasanya terkoordinasi. Suatu saat rumen akan berkontraksi sendiri tanpa didahului kontraksi retikulum. Retikulum berkontraksi dalam 2 tingkat. Kontraksi rumen mulai selama kontraksi retikulum fase kedua. Ada 2 macam kontraksi, yaitu tipe A dan tipe B. Tipe A berkaitan dengan gelombang maju dan tipe B dengan gelombang mundur.
1.      Tipe A : Gerak lambung yang berhubungan dengan retikulum. Gerak retikulum (biphase) menyebabkan gerak Rumen (anterior, posterior, dorsal, ventral) akhirnya  Omasum tergerak.
2.      Tipe B : ] Gerak lambung yang tidak berhubungan dengan retikulum. Kontraksi ventral blind sacc kemudian berkontraksi ke rumen bagian dorsa,l posterior dan anterior dan akhirnya ke bagian ventral.

Sulcus Oesophagei
Anak ruminansia bila menyusu, susunya langsung mengalir masuk abomasum. Menutupnya sulcus sehingga terbentuknya pipa saluran adalah akibat reflex vagus dan ujung-ujung saraf efferent yang terletak dalam mulut dan pharynx. Reflex sulcus oesophagei ini meliputi juga dilatasi lubang reticulo-omasum dan terbukanya kanalis omasum sehingga susu dapat mengalir melalui omasum ke dalam abomasum.

Omasum
Fungsi utama omasum adalah mengurangi bentuk padat isinya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Diperkirakan juga kerja utama omasum adalah memeras isinya dan mengeluarkan cairannya, di samping itu ada absorpsi (mineral, vitamin,VFA dan HCO). Bahan yang masuk omasum berasal dari retikulum. Kadar Cl meningkat dalam omasum. Volumenya  kecil sehingga makanan cepat dikeluarkan ke ab-omasum.

Abomasum
Abomasum adalah bagian lambung komplex yang men-sekresi getah cerna. Sekresi daerah fundus mengandung pepsinogen dan HCl, sedang sekresi daerah pilorus sedikit dan reaksinya netral. Asiditas isi abomasum tak berubah banyak, biasanya sekitar pH 3. Abomasum merupakan sumber gastrin, sehingga diperkirakan fase humoral dari sekresi penting artinya dan pelepasan gastrin dapat dirangsang oleh serabut-serabut cholinergik.
Sekresi fundus dihambat oleh:distensi duodenum dan HCl di usus
Integrasi keluar masuknya bahan dari dan ke abomasum dengan sekresi lambung dapat ditunjukkan sebagai berikut :
1. Kekuatan dan frekuensi kontraksi retikulum berkurang bila isi abomasum meningkat.
2. Aliran digesta ke abomasum terjadi setelah setiap kontraksi retikulum.
3. Peningkatan volume isi rumen meningkatkan aliran keluar dari omasum.
4. Aliran keluar dari omasum ke abomasum dan dari abomasum ke duodenum dipengaruhi oleh jumlah bahan dalam organ penerima.
5. Volume dan asiditas getah abomasum dipengaruhi oleh volume bahan dalam korpus abomasum dan oleh kandungan asam lemak dalam bahan yang masuk abomasum.
6. Sekresi asam dalam getah abomasum dihambat bila pH isi abomasum turun ke daerah pH 2 dan bila asam masuk ke dalam duodenum.

INTESTINUM (USUS)
Usus terdiri atas usus halus (intestinum tennue) dan usus tebal (intestinum Crassum). Usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum dan ileum. Dalam gelung duodenum terdapat gld. pankreas. Dalam usus halus diselesaikannya pencernaan dan diseserap. Mukosanya terdapat villi sehingga permukaannya luas dan penyerapan efektif. Bentuk dan panjang villi bervariasi pada hewan yang berbeda, terpanjang pada karnivora dan terpendek pada babi dan ruminansia.
Usus halus pada monogastrik :Banyak villi mukosa, Sangat penting dlm pemecahan & absorpsi. Terjadi pemecahan bahan makanan secara sempurna dan  penyerapan sari makanan secara besar-besaran di Duodenum, Yeyenum, Illeum
Usus halus pada lambung komplex : Tidak begitu penting, karena absorpsi secara besar - besaran terjadi di rumen. Kendungan gula sedikit, asam-amino, Na, Cl, Ca, Mg diserap disini. Kadar VFA sedikit.
Usus tebal terdiri atas caecum (usus buntu), colon, rektum dan anus. Terdapat variasi yang besar dalam ukuran organ ini bagi berbagai hewan. Herbivora mempunyai caeca yang sangat besar. Organ ini paling besar terdapat pada herbivora non- ruminansia, seperti kuda, dan fermentasi bahan-bahan nabati terjadi di sini. Absorpsi hasil-hasil fermentasi, air dan elektrolit terjadi dalam caecum dan colon, dan isinya lambat laun memperoleh konsistensi yang lebih padat. Isi caecum diangkut ke dalam dan sepanjang colon secara berselang- selang dan terus ke dalam rectum. Intestinum crassum tidak mempunyai villi, tetapi terdapat sel-sel piala yang mensekresi mukous.

Gerakan Intestinum Tenue
Ada 3 tipe utama dari gerakan intestinum itu, yaitu segmentasi, penduler dan peristalsis, di samping itu masih ada gerakan-gerakan lain yang merupakan modifikasi ataupun kombinasi gerakan utama.
1.      Gerakan segmentasi : makanan terbagi ke dalam potongan-potongan ovoid yang lebih kecil, karena konstriksi-konstriksi yang terjadi pada interval yang teratur sepanjang massa itu (makanan diam)
2.      Gerakan Penduler : Pencampuran isi intestinum secara lokal dengan getah cerna juga disebabkan oleh gerakan berayun atau penduler dari relung-relung usus (makanan diam)
3.      Gerakan Peristaltik : gerakan mendorong ingesta ke arah relaksasi sehingga makanan bergerak ke usus besar dan akhirnya ke anus.

Colon
Ukuran lebih besar daripada usus halus, terdapat sakulasi (kantong - kantong). Disini terjadi  Fermentasi dan absorpsi air dan elektrolit secara intensif. Hanya sedikit gerak peristaltik
Gerak Kolon
            Dalam colon dan caecum hanya terdapat sedikit gerakan, gerakan itu terutama untuk mencampur agar memudahkan peranan usus besar sebagai wadah fermentasi dan daerah absorpsi, khususnya pada herbivora.

Caecum
Pada monogaster bentuknya kecil, dan herbivora lebih besar daripada karnivora. Pada kuda (non-rumunansia) ukurannya sangat besar karena tempat fermentasi. Gerakan penduler (mencampur) sehingga penyerapannya maksimal.
Gerakan Caecum
Dalam colon dan caecum terjadi absorpsi air dan elektrolit yang intensif dan terdapat proliferasi bakteria yang nyata, sehingga bakteria dan bagian-bagiannya turut membentuk faeces. Gerakan caecum bertugas untuk mencampur ingesta agar absorpsi air dan elektrolit dari usus besar terlaksana secara maximal.

Rectum
Disini terjadi fermentasi bakal feses (sehingga timbul gas). Tempat penampung bakal feses sehingga banyak bakteri namun masih terjadi penyerapan air akan tetapi lambat.

Sekresi Intestinum
Sepanjang mukosan usus halus berjonjot seperti jari (villi) dan di antara dasar villi ada glandulae tubuler simplex dikenal sebagai crypte Lieberkuhni. Sel-sel sekretoris, termasuk sel-sel argentaffin yang mungkin memproduksi serotonin, melapisi crypte dan menghasilkan sekresi intestinum atau succus entericus. Dalam duodenum ada glandula bruneri mensekresi cairan mukosa jernih ph 7-8.

KELENJAR GETAH CERNA (KELENJAR PEMBANTU)
Kelenjar di luar usus : kelenjar ludah (gld. salivarius), pankreas dan hati (hepar).
Kelenjar di usus Tubuler : kripta Lieberkuhni, Mukos : kellenjar Brunneri, sel Goblet dan diatur oleh hormon dan saraf.

Glandula salivalis dan sekresinya
Saliva  atau ludah adalah hasil sekresi 3 kelenjar ludah yang berpasangan : gld. parotis,gld. submaxillaris dan sublingualis. Gld. parotis adalah kelenjar serous, sekresinya cair seperti air mengandung protein, tetapi tanpa musin dan sering mengandung enzim.  Gld. sublingualis kuda, sapi, babi, anjing dan kucing adalah kelenjar campuran, sedang pada rodentia mukous. Kelenjar mukous menghasilkan sekresi yang mengandung glycoprotein mucin. Beberapa kelenjar ludah mempunyai kemampuan untuk ber-sekresi tanpa adanya stimulasi dan sekresi semacam ini disebut sebagai sekresi spontan.
Regulasi sekresi saliva
Pada umumnya, bahan makanan normal akan menyebabkan sekresi saliva yang kaya akan musin dan enzim yang memudahkan deglutisi. Di sini makanan bertindak sebagai unconditioned stimulus. Selanjutnya makanan itu tak perlu masuk mulut, dengan melihat atau membau makanan, bahkan dengan mengkhayalkan makanan dalam keadaan lapar, dapat menimbulkan sekresi ludah. Sifat ludah yang disekresikan juga tergantung pada makanannya.
Kelenjar ludah ruminansia
1.      Parotis dan molaris inferior. Merupakan kelenjar serous murni dan bersekresi terus-menerus.
2.      Kelenjar-kelenjar kecil di bawah pipi, palatum (langit- langit) dan pharynx. Sekresinya sedikit bila tak di- stimulasi.
3.      Submaxillaris dan sublingualis. Sekresi hanya terjadi selama makan dan sangat sedikit selama ruminasi.
Pengaruh makanan terhadap sekresi saliva
Makanan berserat yang kering meningkatkan sekresi saliva. Makanan berdaun yang succulent (banyak mengandung air) menghasilkan sekresi sedikit dan pada umumnya volume sekresi saliva secara reflex berkaitan dengan kekasaran bahan makanan di lambung-lambung muka.
Peranan saliva
1. Membasahi makanan untuk mastikasi dan deglutisi.
2. Transport dan pemamahbiakan (remastikasi).
3. Zalir suspensi ingesta dan mikro-organisme.
4. Tak ada aktivitas diastase (amilase) atau proteolisis
5. Mengandung sedikit VFA (2-8 m M/hari).
6. Mengandung sampai 25 mg Na.

Pankreas dan sekresinya
Pankreas mempunyai bagian endokrin dan bagian exokrin. Pulau-pulau Langerhans merupakan kelenjar endokrin yang mensekresi insulin. Bagian terbesar pankreas adalah exokrin dan menghasilkan getah pankreas yang dialirkan ke dalam duodenum.
Komposisi getah pankreas
Getah pankreas merupakan zalir jernih yang bereaksi alkalis dan terdiri atas 2 macam sekresi : sekresi cairan yang mengandung konsentrasi tinggi bikarbonat dengan sejumlah chlorida dan sekresi organis yang mengandung enzim-enzim pankreas. Kandungan Na-bikarbonat penting bagi netralisasi chymus yang asam ketika memasuki duodenum dan bagi pemeliharaan konsentrasi ion hidrogen yang sesuai bagi aktivitas pencernaan enzim-enzim pankreas. Terdapat 3 golongan besar enzim = protease, lipase dan amylase.
Kontrol sekresi pankreas
            Dibawah kontrol homon dan sarafi. Hormon pankreozymin yang menstimulasi sekresi enzim oleh pankreas. Sarafi : Stimulus paling kuat bagi dilepaskannya sekresi adalah adanya ingesta asam dalam duodenum.

Hati dan sekresi empedu
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh. Hati menerima hampir semua zat yang diabsorpsi dari intestinum tenue melalui darah portal. Jadi jelas bahwa banyak fungsi hepar berkaitan dengan metabolisme zat-zat itu.
            Fungsi utama hepar antara lain sebagai berikut :
1. Sekresi getah empedu                                                4. Penyimpanan vitamin
2. Metabolisme protein, karbohidrat dan lemak            5. Destruksi erythrocyte
3. Detoxikasi bahan-bahan yang merusak                     6. Pembentukan protein darah.
Getah empedu
Meskipun empedu memainkan peranan penting dalam solubilisasi dan absorpsi lemak makanan dan karena itu merupakan getah cerna (sekresi), empedu juga merupakan suatu exkresi, karena lipid tertentu termasuk cholesterol dan hasil-hasil pemecahan haemoglobin disingkirkan dari tubuh dalam empedu itu.
Sekresi empedu
Volume empedu yang disekresikan tergantung pada banyak faktor, misalnya aliran darah ke hati, status pencernaan hewan, komposisi makanan yang dimakan dan sirkulasi garam empedu enterohepatis. Pembentukan dan sekresi empedu oleh hati adalah proses aktif yang dilaksanakan oleh sel-sel hati dan merupakan proses yang sinambung serta dibawah kontrol humoral, kimiawi dan sarafi. Sekretin dan zat-zat yang menyebabkan pelepasan sekretin, semuanya akan men-stimulasi sekresi empedu, sehingga getah pankreas dan empedu biasanya disekresikan secara sejajar selama tingkat mula makan.
Vesica Fallae atau kandung empedu
Bila sphincter Oddii tertutup, kandung empedu akan terisi empedu. Sedikit waktu setelah makanan memasuki lambung, kandung empedu berkontraksi, sphincter oddii relax dan empedu mengalir ke dalam duodenum. Kandung empedu dan sphincter mungkin ada di bawah kontrol saraf, tetapi terutama ada di bawah kontrol hormon cholecystokinin.
Komposisi empedu
            Empedu dari ductus hepaticus adalah cairan yang lengket berwarna hijau atau kuning dan rasanya pahit. Pembentuk utamanya adalah garam-garam dari asam empedu dan pigmen empedu, sedang cholesterol, lecithin, elektrolit dan protein ada  dalam jumlah kecil sekali. Empedu merupakan campuran sekresi dan exkresi yang mengandung kira-kira 3% bahan padat dan reaksinya sedikit alkalis. Komposisi empedu terdiri atas 2 fraksi, sekresi garam empedu dan sekresi elektrolit yang bercampur dalam berbagai proporsi. Sekresi garam empedu komposisinya konstan dan mengandung garam-garam empedu sebagai anion dan natrium sebagai kation.

PENCERNAAN
Faktor-faktor pencernaan adalah mekanis, sekretoris, kimiawi dan mikrobiologis sifatnya.
1.      Faktor mekanis yang utama adalah mastikasi, deglutisi, regurtasi, muntah, gerak lambung serta serta usus, dan defekasi.
2.      Faktor kimiawi ialah enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan, enzim-enzim nabati dari pakan, dan zat kimia (seperti HCl dan elektrolit) yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan.
3.      Faktor mikrobiologis adalah bakteria dan protozoa, misalnya pada ruminansia.
Pencernaan dalam lambung tunggal
            Mula -  mula makanan diolah dalam mulut menjadi gula sederhana oleh enzim amilase/ptialin dan lisozim (penghancur bacteri yang tidak berguna). Sehingga makanan disebut bolus dan masuk ke esofagus dan menuju lambung.
Dalam lambung berfungsilah  ptialin/lipase, getah lambung (HCl, renin, pepsin) serta aksi mengaduk pilorus sehingga bahan makanan menjadi massa semi-liquida (chymus) dan menghasilkan proteosa,pepton, gula sederhana. Pada lambung juga ada lemak yang masuk dan air ludah serta bolus yang akan dicampur dengan HCl dan terjadi otot lambung. Kantong empedu dan getah pankreas (lipase) dalam usus memecah  asam lemak dan gliserol dan akhirnya diserap (diabsorbsi) oleh usus.
Dalam usus chymus (karbohidrat, protein dan lemak) dicampur oleh Tripsin/kemotripsin, Lipase, Amilase dan Karboksipeptidase, sehingga sari makanan ini siap untuk diserap. Karbohidrat oleh amilase dirubah menjadi gula sederhana sehingga dapat diabsorbsi. Protein diubah menjadi asam amino sehingga dapat diserap oleh enzim pepsin, tripsin dan peptidase. Sedangkan lemak diubah menjadi gliserol dan asam lemak oleh Lipase namun stelah diserap dirubah lagi menjadi lemak dan berikatan dengan protein menjadi kilomikron. Sedangkan air, vitamin dan mineral langsung diserap.
Pencernaan dalam lambung komplek (ruminansia)
Pada hewan herbivora perlu adanya suatu rongga atau wadah yang besar dalam saluran pencernaannya, sehingga makanan yang berbongkah dan berserabut dapat ditahan untuk mengalami perendaman dan fermentasi. Pada herbivora yang berlambung tunggal, wadah itu adalah caecum (sekum) dan kolon, pada herbivora berlambung komplex (ruminansia) wadah itu terutama dibentuk oleh 2 bagian muka, yaitu retikulum dan rumen atau biasa disebut retikulorumen, dan sebagai tambahan juga caecum dan kolon. Asam-asam lemak yang mudah menguap  (VFA = Volatile Fatty Acids) merupakan hasil akhir fermentasi yang karakteristik pada karbohidrat.
Bahan amilum dan gula dari makanan ruminansia yang mudah difermentasikan segera hilang dalam rumen dan tidak mencapai intestinum tenue atau hanya sedikit. Protein makanan mengalami degradasi bakterial dan sedikit yang mencapai abomasum dan intestinum tenue. Fermentasi cellulose, suatu proses yang lebih lambat, jarang sempurna dalam rumen dan residu makanan yang terus ke abomasum dan intestinum tenue mengandung jumlah yang cukup untuk dapat dicerna.
Mikroorganisme dalam rumen
Mikroorganisme dalam rumen terdiri atas bakteria (mikroflora) dan protozoa (mikrofauna).
            Bakteria dalam rumen dengan bantuan enzim-enzimnya melaksanakan proses fermentasi. Bakteria Butyrivibrio fibrisalvens dan Bacterioides ruminicola dapat memfermentasi saponin, glikosida, polisakarida dan berbagai gula. Hasil akhir fermentasi dapat berupa asam-asam lemak volatil, CO2  hidrogen dan metan
            Sejumlah spesies protozoa dalam rumen, terutama merupakan ciliata, lainnya adalah flagellata. Ciliata dari famili Isotrichidae (holotrichs) mempunyai genus Isotricha dan Dasytricha. Sedangkan famili Ophryoscolecidae (oligotricha) mempunyai species yang sangat bervariasi dalam bentuk, ukuran dan organelnya. Genusnya yang sudah dikenal.Entodinium, Diplodinium, Epidinium dan Ophrycolex.

Fermentasi karbohidrat.
Hemicellulose adalah polysaccharida dinding sel yang larut dalam alkali encer, tetapi tidak larut dalam air, yang dapat dihidrolisis menjadi gula dan unit-unit asam-gula (pentosa dan hexosa). Lignin didepositkan antara mikrofibril dan serabut-serabut cellulose. Hasil fermentasi karbohidrat yang komplex itu adalah  campuran asam-asam lemak yang mudah menguap (VFA), CO2 dan methane. Dalam rumen proporsi VFA adalah asam asetat  (60-70%), asam propionat (15-20%) dan asam butirat (10-15%) pada hewan yang diberi makan hijauan kering atau jerami lainnya
Produksi Gas
Campuran gas yang terdapat dalam rumen sebagian besar terbentuk dari CO2 dan methane (CH4). Nitrogen dan oksigen terdapat sedikit sekali. Methane dibentuk pada reduksi CO2 oleh bakteria methanogenis
Pencernaan Protein
            Dalam rumen N adalah sumber protein bagi mikroba, ke abomasum mikroba mati karena HCl yang dihasilkannya. Bakteri yang mati ini menjadi protein bagi hewan tersebut. Dan terbentuk juga vitamin B komplek yang dibantu oleh Mo dan Co.
Pencernaan Lemak
            Lemak dihidrolisis oleh mikroba menjadi asam lemak dan griserol kemudian difermentasi menjadi asam propinoat hal ini terjadi dalam rumen. Kemudian sisanya masuk ke usus.
Usus  Ruminansia
Perjalalanan sisa makanan diperlambat di usus kasar. Caecum dan colon bertindak sebagai tempat fermentasi. Isinya dengan cepat menjadi hipotonis terhadap plasma (disebabkan oleh penurunan cepat  konsentrasi Na, Cl, CO2, VFA dan ammonia). absorpsi air secara intensif terjadi di usus besar.
Absorbsi
Difusi sederhana (migrasi pasif) tergantung derajat konsentrasi zat, berhubungan langsung dengan beda konsentrasi, besar, bentuk, muatan listrik dan polaritas senyawa.
Transport aktif  : melawan derajat konsentrasi, (perlu energi ATP). Yaitu :
            - transport berperantara (K, Na).
            - difusi terbatas
            - transport berpenghantar Mg++, Fe++)
            - pinositosis (pencaplokan),
Absorpsi bahan makanan
  glukosa dengan transport aktif
  lemak & protein utuh melalui pembuluh limfe.
  As amino diabsorpsi melalui transport aktif
  Immune globuline dari kolustrum diserap utuh dengan pinositosis
  Gliserol diserap secara transport aktif
  Monogliserida dan asam lemak rantai panjang & micelles melalui difusi sederhana
  Na tergantung K dalam sel, dan Cl, fosfat, Ca transpor pasif
  Mg, Sr, dan Ba diserap secara difusi
  Fe secara transport aktif diatur oleh Fe dalam sel mukosa & kemampuan Fe besenyawa dengan apoferitin membentuk feritin.

PENCERNAAN UNGGAS
Saluran pencernaan
Dimulai dari Mulut, Esofagus, Tembolok (ingluvies = crop),Proventrikulus (lb. kelenjar), Ventrikulus ,Int. tenue (duodenum, yeyenum, ileum), Int. crasum (kolon, rektum, caecum) dan Kloaka
Mulut, Esofagus dan Tembolok
  Mulut : bercelah, kelenjar ludah, paruh dan lidah (berbentuk tanduk), tidak bergigi, sehingga tidak ada mastikasi
  Esofagus mempunyai kelenjar mukosa (hanya sebagai penyalur makanan ke ingluvies).
  Ingluvies = tembolok (hanya terdapat pada bangsa burung pemakan biji-bijian, sebagai. penyimpanan makanan sementara (menjadi lembab), terjadi aktivitas Lactobacillus yaitu   terbentuk metanol.
Proventrikulus
            Lambung pada unggas terbagi atas proventrikulus dan ventrikulus (empedal = gizzard). Proventrikulus mempunyai lapisan submukosa yang berkembang baik dan kaya akan kelenjar-kelenjar sekretoris yang menghasilkan HCL dan pepsin.
Ventrikulus
            Dilapisi oleh epithelium kolumner yang berkeratin. Untuk membuat permukaan penggerus yang keras dan untuk melindungi mukosa yang lunak, dihasilkan koilin suatu komplex protein/polisakarida yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar dalam lapisan submukosa. Ventrikulus mempunyai lapisan otot yang tebal, karena organ ini berfungsi sebagai alat penggerus makanan. Terdapat grit (kerikil kecil) untuk membantu memecah makanan. Dan pada burung pemakan biji sangat berkembang baik.
Intestinum tenue
            Terdiri atas duodenum yang bergelung dan mengandung pankreas dan jejunum serta ileum yang dilapisi epithelium kolumner simplex yang mengandung banyak sel-sel piala (Goblet cells), gambaran seperti pada kuda. Villi terdapat sepanjang intestinum tenue dengan crypte Lieberkuhni, tetapi tak mengandung kelenjar-kelenjar Brunner. Mukus juga berperan dalam menetralkan asam itu dalam duodenum, Crypte Lieberkuhni terletak diantara villi dan merupakan daerah dengan pembelahan mitosis yang aktif.
Intestinum crasum
            Terdiri atas kolon, caeca dan rektum yang tidak berdifferensiasi dan bermuara bersama ureter dalam kloaca yang berbentuk seperti lonceng. Kolon itu sangat pendek. Caeca merupakan 2 kantong buntu pada perbatasan ileum dan kolon. Kloaka mempunyai ruang simpan yang besar untuk urine dan faeces yaitu Coprodaeum. Ruang yang lebih kecil (urodaeum) menerima oviduct atau jendolan genital jantan dan ureter. Ruang ke-3 (protodaeum) yang dekat lubang keluar, fungsinya belum diketahui.
Kelenjar getah cerna
            Mukus disekresikan sepanjang tractus dan sebagai tambahan, sekresi spesifik terdapat pada berbagai daerah sebagai berikut :
Mulut dan esofagus                                        = amilase saliva (enzim).
Proventrikulus                                                 = pepsinogen dan HCl (asam).
Ventrikulus                                                     = koilin (bahan keratin)
Duodenum                                                      = enteropeptidase, pankreozimin dan sekretin (hormon).
Ensim dalam mikrovilli jejunum dan ileum     = disakaridase, aminopeptidase, dipeptidase, esterase.
Pankreas dan Hati
Organ  berkelenjar terbagi atas  3  lobi dengan 3  saluran yang bermuara di bagian distal duodenum. menghasilkan enzim amilase, tripsinogen, chymotripsinogen, karboxipeptidase, lipase dan bikarbonat (elektrolit). Sekresi organ ini distimulasi oleh hormon pankreozimin dan sekretin Getah empedu unggas hanya mengandung sebuah garam empedu yang berkonjugasi yaitu taurocholate. Gunanya mengemulsi lemak dan mengaktifkan lipase.
Pencernaan dan absorbsi
Pencernaan karbohidrat, protein dan lemak dama dengan monogaster. Pengangkutan lemak dalam bentuk VLDL (Very Low Density Liphoproteins). Absorpsi secara intensif pada usus halus.
Digesti mikroba
            Terjadi di tembolok dan bagian bawah ileum sampai kaekum terdapat banyak mikroorganisme (lactobacilli) untuk memecah karbohidrat, protein, dan gula yang lolos oleh enzim. Caeca mempunyai populasi bakteri yang terbesar dan bertindak sebagai kamar fermentasi. Hasil utama fermentasi adalah asam lemak volatil, terutama asam asetat, asam propionat, CO2 dan methane dan beberapa vitamin yang diserap oleh caeca.

Baca Juga Artikel Yang Lainnya:

·